Resensi Wabah (Dewi Khoirok)

Nama : Dewi Khoirok Tunnisa
Kelas : XI MIPA 1
No Absen : 11
WABAH
Judul : WABAH
Penulis Naskah : Budi Ros
Sutradara: Rangga Riantiarno
Durasi : 25 menit 26 detik
Tanggal Pementasan : 18 November 2020
Pemain : Budi Ros (Semar), Raheli Dharmawan (Petruk),
Zulfi Ramdoni (Gareng), Radhen Darwin (Bagong)
Lakon Wabah yang tayang pada 18 November 2020 merupakan hasil karya naskah yang ditulis 
oleh Budi Ros dan disutradarai oleh Rangga Riantiarno. Lakon ini menampilkan Semar yang 
kebingungan dengan ulah ketiga anaknya, Gareng, Petruk, dan Bagong, yang mencari keuntungan di 
tengah berlangsungnya Pandemi dengan cara menaikkan harga dari harga dasar pada umumnya.
Dalam drama ini menceritakan jika Gareng menjual sabun dengan menaikkan harga dari 
umumnya, Petruk menyewakan sepeda karena pada saat itu di era Pandemi harga sepeda sangat 
melonjak karena seringnya untuk dipakai kegiatan olahraga, sedangkan Bagong hanya bermalasmalasan
dan bermimpi terlantur dalam tidurnya. Mengenai hal tersebut Semar menyangkal
perlakuan dari ketiga anaknya itu dan mengatakan bahwa kodrat mereka adalah petani. Ia memberi 
nasehat kepada anak anaknya sehingga mereka bisa kembali patuh dan melanjutkan kembali 
aktivitas mereka sebagai petani.
Alur dalam drama ini menarik karna terdapat kesan pesan untuk disampaikan pada semua 
kalangan masyarakat. Diimbangi dengan komedi yang membuat penonton tidak merasa bosan saat 
menonton. Meskipun tayang hanya melalui daring, tetapi tetap dapat dilihat bahwa panggung yang di gunakan dalam lakon Wabah ialah panggung prosenium, karena penonton hanya bisa melihat dari 
arah depan saja. Sisi kiri, kanan, dan belakang dapat dijadikan jalan keluar masuknya pemain. Teater 
Koma mengusug gagasan menarik lewat kostum yang dipakai oleh seluruh karakter. Sebagaimana 
tercermin dari nama tokoh setiap pemain, Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong mengenakan kostum 
wayang Punakawan. 
Lakon wabah ini menampilkan pemain dengan tokoh-tokon punakawan. Oleh karena itu, 
wajah para pemain dirias layaknya wayang punakawan. Mulai dari pola dan riasan bibir yang dibuat 
lebih besar dari bibir asli pemain, riasan rambut yang dikuncir mirip punakawan, hingga raut-raut 
wajah yang dibuat sangat mirip dengan wayang panakawan. Tokoh Semar sebagai bapak dari ketiga 
anaknya, dibuat lebih tua raut wajahnya. Semar menampilkan watak yang bijak dan selalu 
menganjurkan hal-hal baik dalam kehidupan. Drama Wabah dikemas secara menarik melalui iringan 
musik langsung. Peralatan musik yang digunakan yaitu perkusi yang dimainkan oleh Radhen Darwin, 
dan kendang yang dimainkan oleh

Komentar