Resensi Drama Tari Nyai Dasima (Fivenella)

 1/03/22

NAMA ;FIVENELLA GUNARTI S.

 KELAS : XI MIPA 1

TULISANRESENSI

“Drama tari Nyai Dasima”



https://www.youtube.com/watch?v=ftfQWA25rD0&t=1175s (Drama tari Nyai

Dasima - karya Novianti, 12 Januari 2017)


Judul Teater : Tari Nyai Dasima.

Karya : Novianti.

Tanggal  Pementasan :  Jakarta,  12  Januari  2017.

Tempat  Pementasan :  Auditorium  Jurusan  Tari 

Fakultas  Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Penari Utama : Dasima 1 ; Novianti

Dasima 2 ; Gita Indah

Hapsari Sami'un ; Putra Jalu 

Pamungkas. 

Tuan W ; Muhammad Khaidir 

Ali.



Karya tari berjudul “Nyai Dasima” , menceritakan tentang cerita cinta Dasima yang berujung tragis, kepiluan serta kebimbanga nnya dalam meraih keinginannya untuk kembali berada di tengah-tengah masyarakat kampung. Perasaan rindunya dan juga karena merasa sudah tidak sanggup lagi berada di dalam rumah gedong yang sama sekali tidak mengindahkan keberadaannya, hal itu lah yang mendasari Dasima akhirnya menjalin hubungan dengan Samiun seorang pemuda Betawi.


Selain itu diceritakan juga sosok bernama Edward William yang biasa dipanggil Tuan W yaitu laki-laki berkebangsaan Inggris yang menjadikan Dasima bini piara dan Samiun adalah lelaki berdarah Betawi yang akhirnya memikat hati Dasima dan membuatnya semakin ingin terlepas dari Tuan W. Sayangnya kisah cinta segitiga tersebut tidak berakhir indah, tapi justru membawa petaka bagi Nyai Dasima. 


Dalam drama tersebut, gerakan dan ekspresi dari penari menunjukkan emosional nya dengan baik. Gerak yang digunakan dalam tari ini yaitu berdasarkan gerak-gerak khas Betawi seperti selancar, miwir ampok, kewer dan gibang untuk penari wanita sedangkan untuk penari laki-laki mengembangkan dasar-dasar dari silat Betawi dan gerak jalan. Gerak-gerak tersebut dikembangkan dan divariasikan sesuai dengan kebutuhan drama. Selain itu juga menggunakan gerak yang dapat mewakili perasaan yang ingin disampaikan. Dalam drama ini juga diselinggi pantun dengan aksen khas betawi.


Sosok dan karakter Nyai Dasima tersebut ditarikan oleh empat orang penari wanita yang salah satu sebagai tokoh dan didukung oleh penari wanita lainnya sebagai pendukung suasana atau penggambaran suasana hati Dasima. Sedangkan, sosok Tuan W ditarikan oleh satu orang penari laki-laki dan empat orang penari laki-laki sebagai tentara Inggris. Lalu sosok Samiun juga ditarikan oleh satu orang penari laki-laki dan empat orang penari laki-laki yang menjadi penggambaran tokoh yang berperan sebagai teman-

teman Samiun. Dalam karya tari ini penata menyajikan format music live dengan instrumen-instrumen bernuansa Betawi.


Kelebihan dari drama tersebut yaitu performance yang menarik, busana yang indah serta settingan latar panggung yang sesuai membuat penonton terpukau. Penampilan tari Dsima yang gemulai menambah keistimewaan drama ini, penampilan aksi silat lelaki betawi yang kisah drama ini lebih menarik lagi serta pertarungan antara Tuan W dan Samiun. Terdapat juga penampilan pantun yang lucu sehingga membuat para penonton tertawa.


Kekurangan dari penampilan drama ini adalah pada bagian cerita, yang dimana kisah drama ini menampilkan akhir yang tidak bahagia. Sehingga membuat penonton merasa tidak puas dengan akhir kisah drama tersebut.


Komentar