Nama: Mutiara Devitasari
No:20
Kelas:XI MIPA 1
Moon Fairy
dinda adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia
menderita penyakit . Orang-orang desa sering takut jika berpapasan denganya. Dinda
akhirnya selalu menggunakan cadar.
Pada suatu malam, dinda bermimpi bertemu dengan pangeran jason Putra Raja itu
terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Dinda ingin berkenalan dengannya.
Ia pun makin sering memimpikan Pangeran jason.
“Sudahlah, dinda! Buang jauh-jauh mimpimu itu!“ kata ibu dinda ketika melihat
anaknya termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu.
Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“
tutur Ibu dinda lembut.
Sebenarnya dinda juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja
takut melihatnya, apalagi pangeran jason. Pikir dinda.
Pada suatu malam,dinda melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan
bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak
bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah.
“Sungguh cantik!“ gumam dinda. Matanya takjub memandang ke arah bulan.
Tiba-tiba saja dinda teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu
tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk
menolong orang-orang yang kesusahan. Di desa dinda, setiap ibu yang ingin
mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan.
Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu
Wulan.
“Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa canti lagi seperti dulu.
Tapi…, ah.., mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!” wulan segera menepis
harapannya. Setelah puas menatap bulan, dinda menutup rapat jendela kamarnya.
Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.
dinda adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain.
Suatu sore, Wulan bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek
yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, dindaa rela menjenguknya.
Sepulang dari rumah si nenek, dinda kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung
karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul
ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang.
“Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!“ ucap dindaa lega.
Ia berjalan, dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan
tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga mememukan rumahnya.
“Kusara aku sudah tersesat!“ gumamnya panik. Ternyata para kunang-kunang telah
mengarahkannya masuk ke dalam hutan.
“Jangan takut, dinda! Kami membawamu kesini , agar wajahmu bisa disembuhkan,“
ujar seekor kunang-kunang.
“Kau?Kau bisa bicara?“ dinda menatap heran seekor kunang-kunang yang paling
besar.
“Kami adalah utusan Dewi Bulan,“ jelas kunang-kunang itu.
dinda akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju
langit. Begitu kunang-kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit
menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang.
“Indah sekali!“ Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang.
dinda mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu
begitu bulat sempurna. Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu
muncullah sosok perempuan berparas cantik.
“Si...siapa kau?“ tanya dinda kaget.
“Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,“ tutur Dewi Bulan
lembut. “Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau
berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!“ lanjut
Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.
Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk
kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia
menghilang.
Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu,
Wulan tertidur di tepi danau.
Akan tetapi, sungguh ajaib! Esok harinya. Ia telah berada di kamarnya sendiri
lagi. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kilit wajahnya telah halus
lembut kembali seperti dulu. Ia telah canti kembali. Ibunya heran dan gembira.
“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!“ cerita dinda
Dengan cepat kecantikan paras dinnda tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga
ke telinga Pangeran jason Karena penasaran, Pangeran jason pun mecari dinda.Keduanya
akhirnya bisa bertemu. Dinda sangat gembisa bisa bersahabat dengan pangeran
pujaan hatinya
Komentar
Posting Komentar