Cerpen "Tempat Untuk Pulang" Karya Rayyifah

 


Tempat Untuk Pulang


Rayyifah Fadhilah R/26/XI MIPA 1

Sebagian orang tidak tahu kemanakah mereka akan Pergi, dan sebaliknya mereka juga tidak tahu  jalan manakah yang akan membawa mereka Pulang. Salah satunya adalah diriku sendiri. Aku merupakan pribadi yang sangat fokus pada masa depan. Dikarenakan kondisi keluargaku yang pas pas an setidaknya prestasi akan membantu mencapai mimpi ku. Hingga Pada suatu Malam yang tidak seperti malam biasanya, banyak bintang indah nan permai menghiasi langit, dan bulan yang bersinar seakan akan menunjukkan bahwa dia adalah mahkota langit pada saat itu. Cahaya itu pun masuk kedalam sela sela jendela kamarku yang gelap dan sunyi, seakan akan kamar ini tidak ada tanda tanda kehidupan. Aku terbaring diatas kasur ku memandang langit nan gagah dan luas, menghitung banyaknya bintang di langit. Tentu saja momen momen seperti ini adalah saat yang tepat untuk overthinking. Lalu aku mendadak tersenyum, aku mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat aku masih duduk di bangku SMP. Aku tertawa terbahak bahak meratapi kebodohan yang aku perbuat saat itu. Jika orang bilang bahwa cinta itu bodoh, aku adalah salah satu anak yang percaya itu.


Juli 2017

" Ma, tolong cepat ganti bajunya aku harus MPLS jam 7 ini jika terlambat pasti kakak OSIS itu akan menghukumku " kata diriku yang saat itu sangat panik karena ibunda ku tercinta yang terlalu lama berganti pakaian.

" Sebentar nak, sebentar lagi selesai " saut ibu ku yang sedang berusaha cepat berganti pakaian. 


Tidak lama setelah itu, kami berdua menuju ke sekolah ku. Sebenarnya aku tidak mau masuk sekolah ini karena semua sahabatku masuk di sekolah favorite sedangkan aku tidak. Orang tua ku melarang sekolah terlalu jauh, jadi dengan berat hati aku terpaksa masuk sekolah yang paling dekat dengan rumahku. 


" Pimpinan saya ambil alih SIAP GRAK! " Teriak sang ketua osis terdengar dari gerbang pintu. Aku segera berlari secepat yang ku bisa agar aku tidak terlambat.

" Ayo dek cepat, ini sudah mau dimulai " saut kakak Osis lainya yang sedang sibuk memerintah agar para calon siswa segera menuju lapangan.

Aku pun sampai di barisan dengan beberapa keringat di tubuhku. Lalu kami dibagi menjadi beberapa gugus selama kegiatan ini. Tentu saja aku tidak banyak mengenal banyak anak disini karena semua temanku di sekolah favorite. Aku memilih duduk di tengah yang tidak terlalu depan dan tidak terlalu belakang. 


" Hai, Aku Boleh duduk disini kah? " Kata seorang pria berpostur badan tinggi berkulit sawo matang. 

" Halo, boleh kok lagipula disini juga tidak ada yang menempati " saut diriku.


Pria itu bernama Rajendra, dia merupakan salah satu siswa baru yang populer. Banyak gadis di sekolahku termasuk para Osis perempuan menyukai dirinya. Aku tau penyebab mereka menyukai Rajendra, dia tinggi dan manis. Dia tidak terlalu tampan menurutku, namun dia memiliki daya tarik sendiri yang entah dari mana itu berasal. Aku dan Rajendra mulai akrab karena saat itu kami satu bangku. Namun semua berubah semenjak pengumuman kelas tetap.


" Tolong semua perhatikan dengan seksama dan teliti, saya tidak mau ada kesalahan kali ini. Kelas tetap sudah dibagikan, siswa dan siswi bisa mengetahui kelas kalian melalui daftar nama yang telah tersusun rapi di masing masing pintu 

kelas. Jika ada dari kalian yang tidak menemukan nama kalian sendiri mohon segera hubungi Kakak Osis agar bisa dibantu. Kalian paham? " Tanya seorang guru kesiswaan.

" Paham Pak " saut seluruh siswa dan siswi dengan serentak.


Kami bergegas menuju setiap kelas untuk memastikan nama kami ada di papan nama tersebut. Aku masuk ke kelas 74 sedangkan dia Rajendra masuk ke kelas 71. Semenjak saat itu kami berdua menjadi canggung kembali seperti kami tidak pernah mengenal satu sama lain. Namun awal dari semuanya mulai dari sini. Aku mencari jati diriku pada saat itu, aku sangat bersyukur karena memiliki teman yang sangat loyal terhadap sesama. Sebut saja Shenina, dia adalah gadis cantik yang blak blak an. Lalu Sisca adalah gadis imut yang jaim dan mudah malu. Kita bertiga adalah Sahabat pada saat itu, kemana mana kita selalu bersama. Kami memiliki grub chat bernama  " Wanita Kuat ". 


" Eh nanti pulang sekolah ekskul kan? Bawa roti sama air mineral nggak?" Tanya Shenina.

" Bawa dong, kalau nggak bawa pasti mereka para senior akan memarahi kita habis habis an" Jawab Sisca dengan ketus.




September 2018 

Kami bertiga benar benar menjadi sahabat, kami pun akrab dengan keluarga masing masing. Hingga suatu hari pada saat kelas 8 aku mulai jatuh cinta kepada Rajendra. Entah darimana berasal namun aku tahu bahwa aku menyukai nya. Rasa itu mungkin muncul saat dia mulai care terhadap diriku mulai dari yang simple hingga yang rumit. Kebetulan aku, Rajendra, dan Sisca adalah anggota Osis pada saat kelas 8. Jadi bisa dibilang ini adalah cinta lokasi. 


" Udah dijemput? " Tanya Rajendra penuh dengan perhatian.

" Belum lah kan aku masih disini." Jawabku dengan ketus.

" Oh kalau gitu bareng aku aja, kebetulan aku bawa motor lagipula sebentar lagi matahari akan tenggelam. Gimana nih?" Tanya Rajendra.

" Boleh deh. " Jawabku dengan sedikit malu.


Mungkin itulah awal mula cinta ini bersemi. Namun perhatian dari dirinya walaupun sangat kecil seperti menanyakan kabar sungguh membuatku senang. Lambat laun pun aku dan Rajendra menjadi sangat dekat, kami sering vidiocall setiap malam, awalnya tujuan kami hanya untuk belajar bersama. Namun itu hanya alasan belaka. Lalu di sekolah tersebar berita bahwa kami berdua dekat, disitu aku mendapat banyak hujatan dan tuaian komentar buruk dari kakak kelas yang juga menyukai Rajendra. Namun Rajendra tetap mendekati ku dan tetap seperti sedia kala yang peduli terhadap diriku. Hingga pada suatu saat semua berubah aku Rajendra sudah jarang kontak lagi. Mungkin sebagian besar perempuan akan gengsi jika harus memulai obrolan terlebih dulu. Namun tidak denganku, aku tetap memulai percakapan sederhana agar kita tetap menjalin kontak.


" Morning World " Ucapku di Whatsapp.

" Morning Earth " Jawab Rajendra.

" Lagi ngapain nih? " Tanyaku penuh dengan rasa penasaran.

" Dengerin musik" Jawab Rajendra dengan singkat dan lama.

" Oh…" Jawabku dengan kesal.


Dari sana aku merasakan hubungan kita mulai menjauh. Padahal dulu dia selalu memulai obrolan, dia selalu mengajakku untuk makan diluar, dan dia selalu menawarkanku untuk pulang bersamanya. Aku sadar dia sudah tidak tertarik dengan ku terlihat dari caranya membalas chat dan cuek saat di sekolah. Pada akhirnya kita menjadi asing seperti dulu. 


" Heh Kamu tau nggak sekarang Rajendra deket sama Sisca, Gila aku kaget banget bisa bisanya Sisca Nikung dari belakang padahal temen sendiri." Ucap Shenina yang kesal.

" Hah?? Ini beneran??" Jawabku dengan kaget.

" Sumpah aku juga baru tau, ternyata Sisca deketin Rajendra dan Sisca juga nyeritain keburukanmu ke Rajendra." Ucap Shenina.

" Oalah, ternyata ini toh alasan dia menjauh." Jawabku dengan sedih.

" Emang selama ini kamu sama Rajendra ada apa sih?" Tanya Shenina dengan penasaran.

" Bukan pacaran tapi lebih dari teman, semacam pacaran tapi tanpa status resmi."


" Tapi kata Sisca kalian cuma temen, soalnya Rajendra bilangnya cuma temen sih. Mungkin itu sebabnya Sisca berusaha deketin Rajendra." Ucap Shenina.


" Cuma Temen?? Gila tu orang emang. Vidio Call tiap malam. Antar jemput aku tiap sekolah dan dia bilang cuma temen?? Waras ga sih dia??" Ucapku dengan kesal atas pernyataan Rajendra.

" Emang rata rata cowok ganteng tuh emang laknat, mereka menganggap dekua cewek seperti sweet candy yang habis dicicipi terus dibuang. Aku juga pernah denger si emang dia suka mainin cewek, jadi cuma ngasih harapan doang. Kurang ajar emang cowok kayak gini." Jawab Shenina penuh dengan amarah.

" Udahlah biarin aja, aku juga capek ngurusin ginian." Jawabku.


Ternyata benar bahwa jadi perempuan jangan terlalu bawa perasaan dengan buaian para lelaki. Saat itu aku merasa kesal dan merasa dikhianati. Bisa bisa bisa nya dia hanya bilang berteman saja selama ini. Tentu itu membuatku sedih, aku menangis dimalam hari ditemani rintik hujan yang deras disertai petir. Suasana pada saat itu sungguh campur aduk. Hubunganku dengan Sisca juga semakin renggang. Kami berdua jarang bercerita lagi tidak seperti dulu yang cerita simple sekalipun kami ceritakan bersama. Grub " Manusia Kuat " pun bubar. Hanya menyisakan kenangan, tidak papa dari sini aku bisa belajar bahwa menjadi wanita harus

 " berkelas ". Berkelas disini tidak harus melulu tentang kemewahan barang atau pakaian yang kamu kenakan. Berkelas disini merujuk pada pola pikir dan harga diri seorang wanita. Bahwa jangan terlalu mudah untuk ditaklukkan atau didapatkan laki laki. Karena sesuatu yang mudah didapatkan akan mudah juga untuk dilepaskan. Tahun itu menjadi tahun terberat dalam hidupku. Masalah satu persatu datang kepadaku padahal aku sedang mencari solusi untuk masalah sebelumnya.


Ranking turun, kesehatan turun, mental hancur. Aku menjadi gadis yang pemurung dan gadis yang kehilangan diriku sendiri. Aku hidup namun aku tidak merasakan kehidupan di dalam diriku. Ditambah lagi konflik keluarga, Ibu dan Ayahku sering sekali bertengkar. Setiap hari mereka bertengkar bahkan hanya untuk hal sepele. Teriakan, ejekan, dan Jeritan selalu menghiasi hari ku. Tanpa kusadari aku hancur didalam. Hal itu menggerogoti ku dari dalam. Aku kehilangan kepercayaan diri, aku benar benar merasa hancur. Tidak ada harapan, tidak ada mimpi. 

Gadis 15 tahun ini mengalami fase terendah di dalam dirinya. Cinta nya yang pupus, keluarga nya pecah, dan diri yang hancur. Itu adalah pertama kalinya aku dikecewakan dengan yang namanya cinta dan baru pertama kali ini aku kalah melawan diriku sendiri. 

Tapi tak apa, semua pengalaman baik bahkan yang buruk sekalipun kita dapat memetik pelajaran dan pesan agar kita tidak mengulanginya di masa depan. Aku memilih untuk berdamai dengan diri ku sendiri. Aku memilih tetap berhubungan baik dengan Sisca walaupun dia sudah canggung denganku. Aku juga belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri karena sekarang aku sudah tidak bisa mengandalkan kedua orang tua ku. Aku memulai semua dari 0, membangun mental, membangun kepercayaan diri, dan mulai berdiri pada kedua kaki sendiri tanpa mengandalkan siapa siapa. Ditambah lagi aku adalah anak perempuan pertama, dimana aku adalah harapan bagi adik adikku.



 "Aku tidak boleh rapuh, aku harus tetap tegar." Itulah kata kata yang aku ucapkan setiap masalah menerpa kehidupanku. Jangan pernah mengandalkan manusia karena sesungguhnya itu adalah patah hati yang paling disengaja. Mencintai lah secukupnya dan membenci lah secukupnya. Karena bisa jadi orang yang kamu benci menjadi orang yang kelak akan berharga di hidupmu, sebaliknya jangan terlalu percaya kepada orang yang kau cintai karena mereka adalah orang yang paling berpotensi untuk mengkhianatimu. Satu satu nya cinta yang tidak akan bertepuk sebelah tangan adalah Mencintai Tuhan Semesta Alam. Sudah dipastikan bahwa cintamu tidak akan mengecewakanmu. Percayalah sebaik baiknya tempat untuk pulang adalah mendekat kepada Tuhan Yang Kuasa. Hati menjadi tentram, dalam sekejap beban yang kupikul di bahu yang rapuh ini mendadak ringan. Sekarang aku tahu dimana Tempat Pulang yang sebenarnya. 


Sekarang 2021

Aku terbangun dari ingatan itu. Aku tersenyum dan aku juga menangis. Mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu aku berterimakasih kepada diriku sendiri karena telah menjadi Wanita Kuat yang sebenarnya. Sekarang aku sudah lega karena berhasil melalui semua itu. Dari pengalaman buruk itu aku menjadi tidak mempan dengan rayuan lelaki. Bahkan aku sudah tidak tertarik dengan yang namanya cinta. Cerita masa lalu itu membekaskan trauma di dalam kehidupanku, itu adalah hal yang wajar ditambah  aku masih remaja saat itu. Namun saat ini tujuan utamaku adalah menjadi orang yang sukses dan memastikan adik adikku tidak mengalami hal yang sama denganku. Sekarang aku tahu kemana sebenarnya tujuan ku untuk pulang.




Komentar