Cerpen "Si Pandai Yang Sombong" Karya Fauzan

 

Fauzan Yusuf Prasetyo/13/XIMIPA1

Si pandai yang sombong

Saat ini Fauzan berada di kelas 9 SMP, Fauzan adalah murid yang cerdas. Walau cerdas ia tidak sombong terhadap prestasi yang pernah ia capai. Lain dengan Anggit, dia adalah anak yang pandai dan sombong.

Pada suatu hari, akan diadakan ulangan matematika. Semua anak nampak tidak sabar untuk mengerjakan ulangan matematika itu. “Pasti gampang!” kata Anggit dalam hati dengan sombong. Soal ulangan matematika dibagikan dengan tertib. Setelah itu, semua anak mengerjakannya dengan tenang. Angin berhembusan dengan pelan memasuki kelas. Suasana kelas pun menjadi tenang. Semua anak nampaknya sudah selesai mengerjakan ulangan, Anggit dan Fauzan pun mengumpulkan kertas hasil ulangan matematika.

“Pasti aku akan mendapat nilai 100.” kata Anggit dengan sombong di hadapan Fauzan. “Anggit, jangan soombong kamu! belum tentu kamu mendapat nilai 100. Kalau kamu tidak mendapat nilai 100 bagaimana? kesal kan?” tanya Fauzan dengan senyuman manis di bibirnya. Anggit hanya terdiam dan menginggalkan kelas.

Hasil ulangan matematika dibagikan. Semua anak tidak sabar untuk mengetahui hasil ulangannya. Saat Fauzan mendapat hasilnya, ia melihat di kertas ulangannya tertulis nilai 100 di atasnya. Fauzan pun bangga dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Sedangakan Anggit, ia melihat ia mendapat nilai 70, ia pun kecewa dengan hasilnya. Ia merasa malu sekarang dengan Fauzan, karena ia terlalu percaya diri untuk mendapatkan nilai 100.

“Bagaimana Anggit?” tanya Fauzan dengan heran, “hhmmm… aku mendapat nilai 70 Fauzan.” jawab Anggit dengan kesal, “makannya jadi orang jangan sombong dong Anggit!” sahut Fauzan sambil tersenyum. Anggit merasa kesal dengan perbuatannya selama ini, ia pun mulai merubah sikapnya yang sombong itu. Berkat Fauzan, ia tahu apa yang harus ia lakukan agar merubah sikapnya dan meraih nilai yang bagus.

 

Komentar