Cerpen "Misteri Hilangnya Joel" Karya Rafi

 Misteri Hilangnya Joel

Penulis : Rafi Risqillah T. (XI MIPA 1/25)




Hilangnya seorang siswa membuat sekolah SMA Semesta 2 gentar. Setelah berita kehilangan itu, aku mencoba menelusuri keberadaan anak itu. Yang membuatnya gila, dikabarkan anak hilang itu adalah Joel, sahabatku. Begitu aku mendengar, aku langsung syok. Kenapa kasus ini bisa terjadi pada sahabatku sendiri? Aku mencoba bertanya pada pihak sekolah. Sayangnya kepala sekolah tidak peduli  untuk kasus ini. Aku mencoba mencari berita itu di internet. Tapi menurutku,  berita itu masih rancu dan perlu ditelusuri lebih dalam lagi. Banyak cara yang sudah kulakukan, tapi hasilnya nihil. Lalu, aku harus apa?


"Ali, ada yang bisa aku bantu?" Salah satu teman dekatku bertanya. Yah mungkin aku perlu bantuan sekarang. Awalnya aku ingin mencari informasi tentang kasus ini sendirian. Tapi sayangnya, kemampuanku terbatas untuk menelusuri kasus itu.


"Emm... Sepertinya aku perlu bantuanmu Stephen," jawabku pasrah.


"Apakah aku bisa membantu juga," suaranya melengking dan mengagetkanku. Ada dua orang di dekat Stephen.


"Rani, jaga suaramu. Kasihan Ali kaget tadi."


"Iyaa maaf"


"Lalu apa yang bisa kalian lakukan?"


"Emm... Mungkin aku mencoba mengingat-ingat kembali kejadian itu. Laila dan Rani mungkin bisa iseng menunggu kabar di media sosial," kata Stephen menginstruksikan kepada Laila dan Rani.


"Kalau aku sih bisa aja mencari berita di media sosial, bagaimana denganmu, Lai?"


"Sama, aku juga bisa"


"Oke, berarti kita akan mencoba mencari berita itu."


Selama di sekolah aku tidak dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran di sekolah karena sibuk memikirkan Joel. Aku mulai mencari penyebab hilangnya Joel. Kebetulan saat jam istirahat kami semua bertemu.


"Stephen, Bagaimana menurutmu?“ tanyaku.


“Tentang Joel? Aku tidak tau apa yang menyebabkan ini terjadi, setauku Joel bukan orang yang suka melakukan hal tabu. Bukankah ini aneh? Kalau menurutku Joel tidak hilang. Aku melihat dia mengikuti kita sewaktu camping di hutan. Namun dia kehilangan arah, jadi dia tidak bisa menemukan jalan pulang. Itu menurutku“ kata Stephen. 


“Aku juga berpikir begitu. Bagiku, jika ada orang yang hilang pasti ada seseorang yang senang akan kehilangannya dan melakukan provokasi dari belakang“ kataku.


“Yah itu bisa saja terjadi. Aku akan mencari tau siapa saja yang membencinya. Kamu cari tau apa saja tentang Joel.“ jelas Stephen.


Berbagai pendapat terkait kasus ini pun diutarakan. Aku mencoba mencari semua penyebab hilangnya Joel di hutan. Namun, hasil pendapat masih dibilang kurang masuk akal dan tidak ada pembuktiannya. Waktu sore pun tiba. Akhirnya aku menghentikan penyelidikan ini untuk sementara, dan pulang ke rumah masing-masing. Tujuanku menghentikan penyelidikan kasus ini supaya tidak ada orang yang tau kalau aku dan ketiga temanku mencari informasi terkait kasus ini. Apalagi jika penyelidikan kasus ini diketahui oleh Geng Duo, Nia dan Elisa. Mereka terkenal karena suka membully dan suka membuat masalah di kelas. Aku berusaha untuk menutupi penyelidikan kasus ini di hadapan mereka.


Keesokan harinya setelah pelajaran selesai, kami melanjutkan penyelidikan terkait kasus hilangnya sahabat kami. Kami mulai mengumpulkan berbagai bukti yang kuat. Tak lama kemudian, sang perusuh mulai datang ke tim kami. 


"Hey, apakah kalian berhasil menemukan si tengil itu?" tanya Elisa 


"Hah? Maksud kamu apa ngomong kayak gitu?" tanya Rani.


"Ya emang kenapa? Bagus dong kalau dia hilang. Dia kan cuman nyusahin kalian doang. Berarti kan harusnya kalian senang dengan hilangnya dia." jelas Nia sambil menyindir.


"HEII KALAU TIDAK TAU KEJADIAN YANG SEBENARNYA, NGGAK USAH NGOMONG!!!" bentak Rani.


Akhirnya terjadi pertengkaran antara Rani dan Geng Duo itu. Pertengkaran mereka membuat satu sekolah menjadi heboh, dan riuh sana kemari. Kepala Sekolah mengetahui kejadian ini dan karena pertengkaran ini, kepala sekolah dan pihak sekolah menyatakan bahwa penyelidikan kasus yang kami lakukan harus dihentikan dan tidak boleh ada yang menyelidiki kasus ini. Biar pihak sekolah yang melakukan penyelidikan ini. Setelah keputusan kepala sekolah diberlakukan, tidak ada satupun yang berani melakukan penyelidikan ini. Namun, aku tak tinggal diam, aku mulai mengumpulkan beberapa bukti yang kuat untuk dijadikan petunjuk hilangnya Joel. Tentu saja aku melakukannya bersama ketiga temanku. 


Pada hari Minggu, kami bertekad untuk mencari tau tentang Joel. Kami mencoba pergi ke hutan belantara yang sebelumnya kami tempati untuk kegiatan Pramuka. Kami berangkat dari rumah Rani menuju ke hutan belantara itu. Jarak dari rumahnya ke hutan cukup jauh. Setibanya kami sampai di hutan, kami meminta bantuan penjaga hutan untuk menemani kami ke dalam hutan. Kami mencoba mengingat-ingat kembali. Selama kegiatan Pramuka, semua kelas dibagi menjadi 5 tim. 1 tim terdiri dari 5 orang. Kebetulan anggota tim kami semuanya sahabat kami termasuk Joel. 


Kami disuruh kakak pembina untuk melakukan misi menyusuri hutan belantara. Kami mengikuti instruksi dari kakak pembina. Selama perjalanan, kami fokus mencari jalan menyusuri hutan. Ketika sampai di sebuah lapangan yang letaknya di tengah-tengah hutan, kami tak menyadari bahwa ada anggota kami kurang satu orang yaitu Joel. Kami mengira Joel sedang mencari tempat untuk ke belakang, namun dia tak kunjung kemari. Akhirnya, kakak pembina mencoba melakukan pengecekan semua tim dan hasilnya, tidak ada satupun yang tau Joel dimana. Nah aku baru ingat sekarang. Akhirnya kami mencoba menuju ke lapangan. 


Setibanya sampai tujuan, tiba-tiba Rani mendengar ada suara orang berteriak meminta tolong di sekitar utara lapangan. 


"Hei ada seorang yang meminta tolong." kata Rani.


"Eh iya, aku juga dengar " kataku.


Suaranya membuat kami semakin bergidik ngeri.


"Suaranya berasal dari dalam hutan itu." kata Stephen sambil menunjuk hutan yang agak suram.


"Eh katanya, hutan ini nggak boleh dilewati, emangnya bener?" tanya Laila.


Penjaga hutan mengiyakan hal tersebut karena di daerah tersebut banyak binatang buas yang ingin mencari mangsanya di sekitar situ dan juga banyak orang yang tidak akan pernah kembali setelah mendatangi hutan tersebut. Ketika sudah memasuki daerah hutan tersebut, suaranya mulai terdengar semakin jelas. Aku mencoba mencari sumber suara itu. 


Tiba-tiba, aku melihat ada orang kira-kira sebaya dengan kami terlentang di sekitar batu besar. 


"Hei, ada orang disana." kataku sambil menunjuk sebuah batu besar.


"Hm? Itu siapa?." tanya Stephen.


"Aku juga nggak tau. Coba kita datangi."


Aku mencoba mendatangi orang tersebut disusul dengan ketiga temanku dan penjaga hutan. Namun naasnya, ternyata itu Joel, sahabatku. Dia ditemukan tewas dengan kondisi luka-luka di seluruh tubuhnya. Aku sontak kaget melihat hal tersebut. Aku tak menyangka bahwa dia sudah tiada. Akhirnya, penjaga hutan bersama tim melakukan evakuasi terkait kematian Joel. Aku tak menyangka hal ini terjadi pada sahabatku. Bagaimana perasaan keluarganya kalau tau Joel sudah tiada? Maafkan kami, Joel. Kami merasa bersalah atas kematianmu. Semoga kau tenang disana, Joel. 

Komentar