M Bagas Nafiul Akbar
XI MIPA 1/18
Malas
Sekolah
Minggu menjadi hari libur dan membuat orang
menjadi sangat malas untuk beraktifitas. Ada orang yang memilih untuk
menghabiskan hari minggu untuk berlibur dan ada juga yang memilih untuk tinggal
di rumah saja guna melepas penat karena aktifitas seminggu penuh.
Begitu pula dengan Beni yang memilih untuk
santai di rumah ketika hari Minggu tiba. Sampai-sampai, sesudah hari Minggu
berakhir, ia pun masih belum siap menghadapi kegiatan sekolah yang baginya amat
membosankan.
“Ben, kamu tidak sekolah? Ini sudah jam
berapa? Nanti kamu telat.” Ujar ibunya
“Ma, Beni masih capekbengat. Bolos sehari
gak papa kan ma. Lagian tidak ada PR ataupun tes ma. Jadi santai saja.”
“Jangan begitu nak. Kamu itu sekolah juga
bayar. Menuntut ilmu bukan sesuatu yang bisa kamu sepelekan nak.”
“Sudah bu, Beni masih ngantuk banget. Mau
tidur lagi.”
Melihat hal tersebut, Ibu Beni menjadi
marah dan menyeret anaknya tersebut ke sebuah tempat. Ternyata, ibunya mengajak
dia ke panti asuhan yang dipenuhi oleh anak-anak dengan latar belakang yang
berbeda.
“Nak, lihat mereka. Mereka tidak memiliki
orang tua yang bisa membiayai mereka. Padahal, mereka juga ingin sekolah dan
memiliki orang tua lengkap sepertimu.” Jelas ibunya menasihati anaknya melalui
kaca mobil.
Lalu ibunya juga mengajak Beni melihat
anak-anak yang tengah mengamen di jalan. “Lihat juga anak itu. Dia yang
seharusnya sekolah harus mengemis untuk mencari uang. Untuk makan saja dia
susah. Padahal kamu makan sudah disiapkan dan hidupnya enak.” Jelas ibunya
lagi.
Sesudah itu Beni merasa sadar akan
kesalahannya dan akhirnya ia pun mau diajak berangkat sekolah sekalipun sedikit
terlambat. Ibunya mengantar dia sampai ke sekolah. Di perjalanan, ia juga
melihat anak sekolah yang berjalan kaki dengan kaki yang pincang. Ia pun
berkata dalam hati,
“Betapa aku adalah orang yang sangat
beruntung. Masih memiliki fisik yang sempurna namun justru malas untuk pergi ke
sekolah. Sementara anak yang cacat fisik saja masih semangat.”
Komentar
Posting Komentar