Cerpen "Kisah Cerita Melanie" Karya Zhaffida

 

Kisah Cerita Melanie

Oleh: Zhaffida Ananda/ XI MIPA 1/ 36

 

Pagi hari yang cerah dan segar itulah yang sedang aku rasakan di sekolahku. Pemandangan yang menyejukan mata, dimulai dari pepohonan yang rindang dan embun-embun di atas daun. Tibalah aku didalam kelas, ada suatu pergerakan dari temanku yang tampak mencurigakan. Ya siapa lagi kalau bukan Olivia. Ia menaruh lem di bangku temanku Melanie, aku sendiri sudah tidak terkejut juga jika Olivia usil seperti itu. Memang Olivia sangat suka jahil kepada Melanie, dikarenakan penampilan Melanie saat ke sekolah sangat biasa tidak seperti murid lainnya. Sering kali Melanie dipanggil Si Jelek, anak Miskin dan masi banyak lagi sampai aku tidak ingat. Tapi, dia tampak sabar dan cuek.

Ketika bel berbunyi semuanya masuk ke dalam kelas. Kulihat Olivia tersenyum sinis ketika Melanie duduk di sebelahku. Ketika Melanie duduk, Melanie berdiri lagi, mungkin dia mau mengambil sesuatu. Olivia nampak kaget, dia tak menyangka lem yang dia tempelkan itu tak mempan. Ketika Olivia duduk, aku sengaja memanggil Olivia. Olivia mencoba berdiri tapi susah.

“Oliv! Sini cepet!” kataku.

“Bentar, duh kok kaya ada yang nempel” kata Olivia panik.

Tiba-tiba guru datang, Olivia langsung tenang dan duduk kembali dengan rayt muka kesal. Aku hanya tertawa, karena aku yang telah menukar kursi mereka berdua.

Pulang sekolah, aku mengajak Melanie main ke rumahku. Tapi, Melanie bilang kalau orang tua nya sedang tidak berada di rumah, jadi ia tidak bisa meminta izin. Ya sudah, akhirnya aku yang ke rumah Melanie.

          Wow, betapa terkejutnya aku melihat rumah Melanie, lima kali lebih besar dari rumahku! Padahal rumahku saja sudah cukup besar.

          “Ayo masuk!” kata Melanie.

          “Iya terimakasih” kataku.

Kami bermain di kamar Melanie. Di sana, kami bermain laptop. Laptopnya terlihat sangat mahal. Perabotan di kamar Melanie pun terlihat kalau itu bukan barang yang murah.

          “Eh, aku bawa Handphone, boleh foto kamarmu, enggak? Aku suka banget, kaya kamarnya tuan putri hehehe” tanyaku.

          “Tentu saja boleh, kalau gitu setelah mem foto kamarku ayo foto bareng!” ajak Melanie.

          “Okey” kataku. Akhirnya, kami pun berfoto-foto.

Besoknya, aku menawarkan foto bersama dengan teman-temanku, karena setelah ini kami akan berpisah.

          “Eh foto, yuk!” ajakku.

          “Yuk!” kata teman-temanku.

          “Satu kelas?” tanya Giselle.

          “Semua siswi saja deh” kataku.

          “Kecuali Melanie kan?” tanya Sandra.

          “Ah, apaan deh. Kalau pilih-pilih mending nggak usah saja” kataku.

          “Yah, daripada Handphonemu rusak karena ada wajah Melanie, mending tanpa Melanie kan?” kata Karin sambil tertawa mengejek diikuti dengan yang lain juga.

          “Masa? Aku pernah foto dengan Melanie, bahkan foto nya pun di rumah Melanie juga tapi tdak apa-apa” kataku sambil terdsenyum kepada Melanie.

          “Rumahnya? Mmm, pasti rumahnya enggak jauh beda dengan muka Melanie. Alias, rumah gubuk” kata Karin

          “Gubuk? Yee, rumahnya besar banget tahu, kamar Melanie saja kaya di film-film” kataku

          “Alah palingan Chatty bohong, mana mungkin rumah Melanie begitu” kata Sandra.

          “Apa bohong, ini lihat saja!” kataku sambil menunjukkan foto-fotoku saat di rumah Melanie. Mereka terkejut bukan main melihat rumah Melanie.

          “Masa, dia lebih kaya dari aku?” keluh Giselle anak paling kaya dan sombong.

          “Jadi selama ini, Melanie adalah adalah orang kaya?” tanya Olivia.

          “Ya memang” jawabku. Semua anak memandang Melanie. Sedetik kemudian, mereka meminta maaf kepada Melanie dan menyegani Melanie. Dasar!

          Semenjak saat itu tidak ada satu pun yang berani mengejek Melanie. Dia juga menjadikanku sebagai sahabatnya. Sayangnya, saat kami mau melanjutkan ke sekolah menengah, dia harus pergi ke Jakarta karena tugas ayahnya.

          Melanie, aku akan menunggumu!

 

 

         

 

 

Komentar